Foto Bersama at Kotu |
Pesan singkat dari
intan ketika aku sedang berhadapan dengan laptop.
“Mat ikut ke kotu yu”
“Kapan?”
“Siang jam 2”
“Kapan?”
“Siang jam 2”
Aku masih berpikir untuk menjawab pesan ajakan intan, tidak lama
kemudian Hp-ku berbunyi pesan masuk BBM dari Ade dan Luhut isi pesannya sama
persis seperti pesan sms dari intan.
“PING!”
“PING!”
“Ikut ke kotu ya, otw jam 2 kumpulnya di Stasiun Bogor”
“PING!”
“Ikut ke kotu ya, otw jam 2 kumpulnya di Stasiun Bogor”
Pikiranku berubah total setelah Ade dan Luhut mengajak untuk ikut ke
kotu dan akhirnya aku ikut mereka.
“Ok, jam 2 ya di Stasiun Bogor” jawabku kepada mereka.
Aku bergegas mandi,
ganti baju dan bersiap-siap jalan menuju Stasiun Bogor. Tiba di Stasiun aku
hanya seorang diri para penumpang hilir mudik bergantian. Tepat pukul 02.00
siang mereka belum tiba di Stasiun Bogor, sambil menunggu mereka aku bergegas
membeli tiket kereta comuterline jurusan Jakarta Kota. Tidak lama Intan datang
bersama adiknya. Deni, Luhut, Ade datang dari arah timur dan langsung membeli
tiket. Waktu berjalan begitu cepat, Aku dan teman-temanku masuk kedalam kereta
comuterline jurusan Jakarta Kota. Disepanjang perjalanan aku dan temanku
bercanda riang mengundang tawa. Perjalanan yang cukup jauh membuat aku dan
temanku bosan berdiri didalam kereta rasanya ingin cepat-cepat tiba di kotu.
Stasiun demi stasiun telah dilewati dan akhirnya tiba di Stasiun akhir Jakrata
Kota.
“Anda akan tiba di stasiun akhir Jakarta Kota, periksa kembali tiket
dan barang bawaan anda jangan sampai tertinggal didalam rangkaian kereta”
Tiba di Jakarta Kota
aku bersama temanku bergegas mencari mesjid untuk menunaikan kewajiban. Setelah
itu aku dan temanku langsung menuju Kota Tua atau yang biasa disebut Kotu. Kotu
atau Kota Tua adalah bangunan tua yang nilai sejarah yag terletak di ibu Kota
Indonesia. Tempat sering dikunjungi oleh para wisatawan luar maupun dalam
negeri, para wisatawan yang berkunjung ke kotu akan disuguhi oleh bangunan tua
seperti museum Fatahillah, meseum wayang, meseum Bank Indonesia dan masih
banyak yang lainnya. Selain itu para wisatawan bisa berfoto ria sesuka hati
dengan menyewa sepeda ontel wisatawan bisa berkeliling kotu cukup dengan
membayar 20.000 wisatawan bisa
menggunakan sepeda ontel yang unik dan lucu.
Myself at Kotu |
Hari mulai sore
perutku keroncongan, aku pesan makanan sekitar kota tua bersama teman-teman.
Setelah makan aku dan teman-temanku segera hijrah dari kotu ke monas. Aku
langsung berangkat menuju stasiun jakarta kota dan memesan tiket jurusan
juanda.
Malam pun tiba
menyelimuti ibu kota dihiasi lampu jalanan yang begitu indah melengkapi suasana
malam didalam kereta. Sambil tertawa meskipun lelah aku tetap merasa bahagia.
Tibalah aku di stasiun juanda, melanjutkan perjalanan menuju Monas. Dari
kejauhan monas terlihat indah dengan lampu yang berwarna warni ingin segera aku
memotretnya.
Tiba di Monas aku bergegas menacri tempat duduk untuk istirahat karena perjalanan yang cukup jauh membuatku lelah. Teman-temanku lasung berfoto-foto di area Monas. Nih sejarah singkat tentang Monumen Nasional atau Monas.
Tugu Monumen Nasional |
Monumen Nasional atau Monas yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada dekade 1920an. Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961, dan diresmikan 12 Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.
Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia.
Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur.
Kembali kecerita, waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 malam, aku dan teman-temanku pun bersiap-siap untuk kembali hijrah ke Bogor. Mata sudah 5 watt tak kuasa menahan kantuk, aku dan teman-temanku tertidur di dalam kereta sepanjang perjalanan. Tak terasa kereta melaju dengan cepat akhirnya aku bersam temanku tiba di Stasiun Bogor dan bergegas pulang ke rumah masing-masing. Sungguh melelahkan, tiba dirumah perutku minta makan, next aku rebus indomie goreng.
0 Response to "Dari Kotu Hijrah Ke Monas"
Posting Komentar